Lewatkan ke konten utama

KPI Kepala Produksi

KEPALA PRODUKSI

  1. Ketepatan Penyelesaian Produksi sesuai Order List dan Memo

Tujuan: Mengukur kemampuan Kepala Produksi dalam memastikan penyelesaian pekerjaan produksi sesuai dengan target waktu yang tercantum pada Order List (OL) maupun Memo (untuk pembuatan model baru dan eksperimen), sehingga jadwal produksi dan pengembangan model baru tidak tertunda.

Rumus Pengukuran :

[Jumlah OL + Memo selesai tepat waktu] / [Total OL + Memo yang dijadwalkan] x 100%

Target : ≥ 95% OL + Mmo selesai tepat waktu

Frekuensi Audit : Bulanan

Sumber data :

  1. Order List
  2. Memo
  3. Monitoring OL
  4. Monitoring Memo
  5. Monitoring inventory / gudang 3 (nurul)

Bobot : 25%

Catatan tambahan :

• Definisi tepat waktu : Order diselesaikan dan tercatat di gudang (barang siap untuk proses packing) paling lambat sesuai dengan deadline yang tercantum dalam OL pada bulan audit • Definisi tidak tepat waktu : Order tercatat di gudang melewati deadline OL, sehingga penyelesaian dianggap terlambat. • Dasar Perhitungan Data:

  1. Ambil daftar order yang memiliki deadline pada bulan audit (berdasarkan OL).
  2. Cek di inventory/logbook gudang apakah order tersebut sudah selesai (barang masuk gudang & siap untuk proses packing) sesuai deadline di OL.
  3. Hitung jumlah order yang selesai tepat waktu dibandingkan total order dengan deadline bulan tersebut.
  1. Monitoring Kualitas Produk dalam Proses Produksi

Tujuan : Mengukur kemampuan Kepala Produksi dalam mengawasi proses produksi (inhouse, supplier, atau kombinasi) agar seluruh produk memenuhi standar kualitas perusahaan sebelum masuk tahap akhir (packing), sehingga produk yang diterima pelanggan sesuai spesifikasi.

Rumus Pengukuran :

[Jumlah lolos QC dan masuk dalam sistem inventory] / [Total produk yang diproduksi pada bulan audit] x 100%

Target : ≥ 97% produk sesuai standar kualitas tanpa revisi

Frekuensi Audit : Bulanan

Sumber data :

  1. Order List (OL)
  2. Log book QC
  3. Monitoring inventory / gudang 3 (nurul)

Bobot : 25%

Catatan Tambahan :

• Produk lolos QC: Tercatat di sistem inventory gudang. • Produk tidak lolos QC: Tidak masuk inventory karena harus direvisi/diperbaiki/dikembalikan. • Fokus KPI ini adalah mengukur peran Kepala Produksi dalam mengendalikan proses produksi agar produk memenuhi standar kualitas perusahaan, tanpa menggantikan fungsi teknis QC Inspection. • QC Inspection tetap bertugas melakukan pemeriksaan produk secara detail sebelum masuk inventory, sedangkan Kepala Produksi memastikan proses produksi berjalan dengan standar sehingga produk yang dihasilkan minim gagal QC, sehongga tidak ada fungsi overlab dalam hal ini

  1. Efektivitas Pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM), Efisiensi Jam Kerja & Lembur

Pemisahan aktivitas SDM meliputi :

  1. Untuk proses produksi (mengerjakan OL, karyawan yang ada dalam divisi produksi, gudang, finishing, packing, dll)
  2. Untuk proses supporting produksi (mengerjakan WO, contoh Bagian Teknisi, Bangunan, dll)

Tujuan : Mengukur kemampuan Kepala Produksi dalam mengatur SDM agar pekerjaan produksi (OL) maupun supporting produksi (WO) selesai tepat waktu tanpa menimbulkan kebutuhan lembur akibat ketidakefisienan internal.

Rumus pengukuran :

[Jumlah OL + WO selesai tepat waktu tanpa lembur] / [Total OL + WO pada bulan audit] x 100%

Target : ≥ 90% OL dan WO selesai tepat waktu tanpa lembur

Frekuensi audit : bulanan

Sumber data :

  1. Order List
  2. Work Order
  3. Monitoring inventory / gudang 3 (nurul) database
  4. Absensi
  5. Surat Perintah Lembur / SPL

Bobot : 20%

Catatan tambahan :

• Lembur dihitung apabila melebihi jam kerja normal (08.00–16.00) dan terjadi karena pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan dalam jam kerja normal tertunda akibat kurang optimalnya alokasi tenaga kerja, koordinasi, atau perencanaan waktu. • Surat Perintah Lembur (SPL) resmi divalidasi oleh Kepala Produksi. • Keterlambatan/kelebihan kerja akibat faktor eksternal (force majeure, revisi desain mendadak, kebijakan manajemen) tidak dibebankan pada Kepala Produksi. • Work Order (WO): instruksi resmi dan tertulis yang divalidasi oleh Kepala Produksi, berisi tugas pendukung proses produksi (supporting production) yang tidak langsung berupa produksi barang utama (OL), tetapi tetap penting agar target produksi tercapai. Output WO meliputi: kesiapan alat, perbaikan, kesiapan fasilitas, atau dukungan proses. • Work Order (WO) yang dihitung sebagai sumber data adalah WO resmi dan tertulis, divalidasi oleh Kepala Produksi, serta berdampak langsung pada kelancaran OL.

  1. Pengendalian Ketersediaan Material Produksi

Tujuan : Mengukur kemampuan Kepala Produksi dalam mengawasi dan memastikan ketersediaan material di gudang agar seluruh OL (Order List) dan WO (Work Order) dapat berjalan tepat waktu tanpa terhambat kekurangan bahan, dengan mempertimbangkan faktor yang berada dalam kendali Kepala Produksi

Rumus pengukuran :

[Jumlah OL + WO berjalan tanpa hambatan material yang bisa dikendalikan] / [Total OL + WO pada bulan audit] x 100%

Target : ≥ 95% OL + WO tanpa hambatan material yang bisa dikendalikan

Frekuensi audit : bulanan

Sumber data :

  1. Inventory bahan / gudang 1 (sulis) database
  2. OL
  3. WO Bobot : 15%

Catatan tambahan :

• Kepala Produksi berperan mengawasi ketersediaan stok, mengantisipasi kebutuhan material, dan melakukan koordinasi dengan gudang serta purchasing untuk memastikan kelancaran produksi. • Hambatan material akibat keterlambatan prosedur internal gudang atau kendala dari supplier dikategorikan sebagai faktor eksternal dan tidak dihitung sebagai ketidakefektifan Kepala Produksi • Parameter ini menilai fungsi pengawasan dan pengendalian Kepala Produksi terhadap aliran material, bukan administrasi gudang atau proses pembelian, sehingga tujuan akhirnya adalah menjamin OL & WO dapat berjalan tanpa keterlambatan.

  1. Manajemen Komplain Produksi

Tujuan : Mengukur kemampuan Kepala Produksi dalam menindaklanjuti dan menyelesaikan komplain terkait hasil produksi, sehingga kualitas produk yang diterima pelanggan sesuai standar perusahaan

Rumus pengukuran :

[Jumlah komplain terkait produksi yang ditindaklanjuti dan selesai] / [Jumlah total komplain] x 100%

Target : ≥ 95% komplain diselesaikan

Frekuensi audit : bulanan

Sumber data :

  1. Data complain tertulis
  2. Laporan penanganan komplain

Bobot : 15%

Catatan tambahan :

• Definisi selesai : komplain yang ditindaklanjuti dengan perbaikan, penggantian, atau solusi lain sesuai standar perusahaan, dan telah disetujui QC/manajemen sebagai penyelesaian resmi • Komplain dihitung hanya yang berkaitan dengan hasil produksi (cacat, ukuran, spesifikasi, finishing). • Komplain karena faktor eksternal (pengiriman, penyimpanan di pelanggan) tidak masuk tanggung jawab Kepala Produksi. • Penyelesaian komplain = tindak lanjut resmi yang disetujui QC/manajemen (perbaikan, penggantian, atau tindakan korektif lain yang diterima). • Kepala Produksi wajib mendokumentasikan tindak lanjut sebagai evaluasi pencegahan..